Minggu, 20 Februari 2022

Catatan Medsos Firli Bahuri, Dari Revolusi Digital Hingga Suara Kecil ke Pilpres 2024

Firli Bahuri [dok: JMSI]


JAKARTA, MASALEMBO.COM -  Media sosial memainkan peran yang cukup signifikan di tengah masyarakat. Selain populer dan mudah diakses, media sosial juga diminati karena di saat bersamaan media massa seakan terjebak dalam elitisme. 

Tidak jarang, media massa yang diharapkan menjadi pilar keempat demokrasi justru menjadi corong kepentingan tertentu yang kurang mencerminkan kepentingan yang lebih luas.

Situasi ini tidak luput dari perhatian Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. 
Hari Minggu ini (20/2/2022) melalui akun Twitter pribadi miliknya, @firlibahuri, dia menguraikan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang memungkinkan penyebaran informasi di tengah masyarakat.

Firli Bahuri juga menggarisbawahi arti penting “revolusi digital” dalam merespon suara-suara yang menginginkan dirinya ikut bertarung di arena Pilpres 2024. 

Mengapa media sosial dengan berbagai aplikasi di platform digital dapat dengan mudah menguasai arus informasi?

Menurut Firli Bahuri, hal ini tidak terlepas dari apa yang tadi disebutnya sebagai situasi dimana media massa terjebak dalam elitisme.  

Bahkan di masa lalu, sebut Firli Bahuri lagi, ada “adagium” yang mengatakan, “The freedom of the press is the freedom of the owner of the press.”

“Pemilik medialah yang akhirnya memiliki kendali atas media massa di masa lalu,” tulis Firli Bahuri. 

Sementara, seiring dengan perkembangan teknologi digital, media sosial yang banyak dikendalikan oleh individu dan kelompok bukan mainstream muncul sebagai pelengkap dan sekaligus pesaing media massa. Media sosial dengan berbagai aplikasi di platform digital membuat kendali berita tidak bisa lagi diawasi.

Dia menambahkan, perkembangan teknologi digital membuat semua anggota masyarakat kini bisa berkata-kata, dan suara yang tak pernah terdengar sekarang berbunyi nyaring di gendang telinga dan di depan mata. 

Menurut hemat Firli Bahuri, perkembangan ini harus betul-betul dicermati dengan seksama. Kenyataan dimana platform digital telah menjadi platform utama yang menyingkirkan platform yang ada sebelumnya memungkinkan anggota masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi, dan pada gilirannya memproduksi informasi. 

Firli Bahuri melanjutkan, keterbukaan sebagai salah satu ruh demokrasi dan perkembangan teknologi digital membuat arus informasi menjadi terbuka serta tidak bisa dibatasi. 

“KPK menyadari perubahan ini sehingga semua bisa kami ajak berpartisipasi memberantas korupsi. Pantaslah jika kami memandang semua ini sebagai sebuah orkestra, karena kini semua memiliki alat dan bunyi-bunyian sendiri,” ujar Firli menekankan. 

Terkait dengan suara-suara yang mulai meminta dirinya tampil di arena Pilpres 2024, Firli mengatakan, itu hanya suara arus kecil di rakyat bawah. Hal itu, menurutnya, merupakan tradisi baru yang luar biasa.

“Demikianlah sahabat, terutama yang cemas oleh sebagian kecil masyarakat yang menyebut nama saya di sana sini,” tulisnya. 

“Saya sendiri sudah tegaskan, Desember 2023 saya akan mengakhiri tugas negara ini di KPK. Saya tidak punya pikiran lain kecuali mengabdi pada negara dan menuntaskan kerja sebagai ketua KPK,” demikian Firli Bahuri mengakhiri kultwit yang diberinya judul #CatatanMedsosFB. (*/Red)


from MASALEMBO https://ift.tt/3bhlT4H
via gqrds

Sabtu, 19 Februari 2022

Mantan Bupati Majene Bantah Gelapkan Tanah Warisan Raja Balanipa

Kalma Katta saat memberi keterangan kepada awak media di kediamannya di Saleppa Majene, Sabtu 19 Februari 2022. [gie/masalembo]


MAJENE, MASALEMBO.COM - Mantan Bupati Majene H Kalma Katta mengaku heran dengan munculnya berita di sebuah koran belum lama ini. Berita yang dimaksud Kalma telah dimuat di Koran Penyelidikan Kejahatan Independen (KPK-I) edisi 238 Februari 2022. 

Dalam narasi yang dimuat, Kalma Katta yang merupakan Bupati Majene periode 2006-2010 dan 2010-2014 dituding memanfaatkan jabatan untuk menggelapkan lahan seluas 35 hektar serta mengklaim 165 hektar lainnya. 

Lahan yang dimaksud berada di Lutang, Kelurahan Tande Timur, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Seorang sumber menyebut, diperkirakan lahan dimaksud berada di sepanjang Jalan Trans Sulawesi mulai dari perbatasan Majene-Polman hingga depan kantor Kejaksaan Negeri Majene.

Dalam catatan koran KPK-I yang dimuat di halaman depan, mantan bupati Majene Kalma Katta dituding menggelapkan lahan untuk pembangunan Perumahan Pemda Majene seluas 34,75 hektar dan pembangunan rumah susun seluas 2.500 meter persegi. Sedangkan 165 hektar lainnya dikavling kemudian dijual kepada pengembang dan masyarakat luas melalui seseorang perantara bernama Kartini.

Konon, total lahan seluas 200 hektar itu disebut warisan dari raja Balanipa ke-48 bernama Sanggaria, yang oleh koran KPK-I diberitakan bahwa anak cucu keturunan raja Balanipa Sanggaria mempercayakan kepada seorang ahli waris bernama Rahmansyah, S. Pd alias Aco untuk menjaga lahan tersebut. Namun dikatakan, pihak Pemda Majene yang saat itu dipimpin bupati Kalma Katta membuat tanda tangan palsu untuk izin pembangunan perumahan Pemda. Ahli waris raja Balanipa disebut telah menempuh jalur hukum dengan melaporkan Kalma Katta ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Mabes Polri di Jakarta.

Kalma Menepis

Kalma Katta yang ditemui di kediamannya di Saleppa Majene, Sabtu (19/2/2022) mengaku sangat terkejut dengan pemberitaan di media cetak itu tanpa ada konfirmasi kepada dirinya. Ia juga membantah semua tudingan sebagaimana dimuat dalam koran KPK-I. Justru, Kalma mempertanyakan mengapa baru ada pernyataan semacam itu ketika dirinya menjabat bupati Majene, sebab pemanfaatan lahan Lutang sejak zaman bupati Aliem Bahrie. 

Kalma menyebut sejumlah fasilitas negara telah dibangun di lahan yang diklaim sebagai milik ahli waris raja Balanipa Sanggaria. Bahkan rumah-rumah warga sudah memiliki sertifikat dari lembaga negara yang berwewenang.

"Seperti itu perumahan yang di Lutang, saya masih pegawai biasa di PU pada saat dibangun, jadi bagaimana mungkin saya dituding, katanya saya memanfaatkan jabatan untuk menggelapkan lahan," ujar Kalma heran.

Kalma Katta juga menceritakan terkait lahan 2500 meter persegi yang disinggung dalam pemberitaan, dimana ia dituding telah menjual lahan ini di atas berdirinya bangunan rumah susun program Presiden Jokowi di masa mendiang Fahmi Massiara.

Kalma menceritakan bahwa ia memperoleh lahan yang berada dekat di rumah susun tersebut dari seorang yang menjual pada dirinya.

Kemudian di masa pemerintahan mendiang Fahmi Massiara, rumah susun tidak dapat dibangun karena lahan yang ada sempit, sehingga membutuhkan lahan tambahan untuk dijadikan pekarangan. "Nah, lahan inilah yang saya beli dari salah seorang kemudian saya jual kepada Pemerintah Daerah agar rumah susun dapat terbangun. Jadi, artinya kan saya juga bisa membantu Pemda, dan saya memang sebelumnya membeli lahan itu,” ungkapnya.

Kalma Katta kemudian mempertegas bahwa semua tudingan tentang dirinya yang dimuat koran KPK-I adalah hoaks alias tidak benar. Ia tak pernah punya satu jengkal pun tanah di daerah Lutang, apalagi menguasai atau mengkavling 165 hektar dan dijual kepada pengembang dan masyarakat. "Bagaimana mungkin itu (saya lakukan), saya sendiri tidak kenal siapa itu Kartini, tidak pernah saya ketemu," ujarnya.

Kartini sebagaimana penjelasan koran KPK-I adalah perantara antara Kalma Katta dengan pengembang dan warga pembeli tanah seluas 165 hektar yang telah dikavling-kavling. Kalma Katta sendiri membantah keras hal itu. Ia menegaskan tak kenal dengan Kartini.

Kepada sejumlah awak media yang hadir di kediaman Kalma di Saleppa, pria ayah kandung wakil bupati itu, menjelaskan bahwa sejatinya para ahli waris raja Balanipa tidak menuding. Jika memang punya bukti kepemilikan sebaiknya agar mendatangi Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sebagai lembga negara yang berwewenang BPN-lah yang punya kewenangan mengakui hak milik tanah seseorang. 

"Bahwa dalam penyelesaian (tanah), yang berhak adalah pertanahan, BPN itu satu lembaga pemerintah yang diberi tugas untuk memberikan legalitas tanah setiap warga di setiap wilayah," ujar Kalma.

Namun politisi Demokrat yang dikenal dengan akronim KK ini mengaku heran, sebab baru ada klaim-kliam kepemilikan yang justru di masa bupati Aliem Bahrie-lah paling banyak fasilitas pemerintah dibangun.

Kalma mencontohkan beberapa bangunan seperti gedung yang pernah ditempati guru-guru, sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Mess Unsulbar, dan dulu ada kolam renang, kesemua itu sudah ada sebelum dirinya menjabat sebagai bupati.

"Jadi saya heran kenapa baru sekarang, mereka menjadikan suatu padangan bahwa menurut mereka dia punya. Seolah-olah bahwa tanah ini merupakan hak Pemda (saat saya bupati) untuk memenej, untuk memanfaatkan, padahal dari dulu itu di atas tidak ada  satu jengkal pun saya punya tanah," tutur Kalma.

Justru, lanjut Kalma, ada beberapa pihak yang juga sempat mengklaim, mereka yakni adat lima Tande, kemudian Rahmadi, dan keluarga Puang Mutiara. 

"Jadi kalau dikatakan saya menggelapkan lahan 35 hektar, ini tidak ada kewenangan saya," ujarnya.

Atas tudingan yang dialamat padanya itu, Kalma Katta mengaku akan segera mempertanyakan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Datang ke BPN disebut Kalma sebagai langkah awal untuk mempertegas status tanah di Lutang.

"Saya disalimi ini, saya kaget, jadi itulah kira-kira sebagai langkah awal saya ke BPN bahwa kenapa ini, bagaimana sebenarnya legalitasnya ini tanah, benarkah dia punya itu, kalau benar ya panggillah, baru (tanya) mana petanya, kita liat petanya, kan di sana itu sudah ada tanah yang bersertifikat oleh masyarakat, ada bangunan kantor, ada sekolah, ada perumahan, ada sarana olahraga," tegas Kalma.

Menurut mantan orang nomor satu di Majene itu, semua sarana yang sudah terbangun termasuk fasilitas negara tidak mungkin bisa terbangun dengan sendirinya tanpa proses perizinan yang jelas, jadi dia heran jika ada pihak yang mengaku memiliki lahan tersebut. 

"Karena tidak mungkin bisa terbangun begitu saja tidak ada izin," pungkasnya. (Hr/Red)

 


from MASALEMBO https://ift.tt/7AoJ3Uy
via gqrds

Kamis, 17 Februari 2022

Dugaan Bantuan Fiktif KKMSB dan LMP Laskar Merah Putih Dipertanyakan

Dokumen penyerahan secara simbolis bantuan 1.000 zak semen di posko induk pendopo Rujab Majene pada 25 Januari 2021. [Foto: Ist/masalembo]


MAJENE, MASALEMBO.COM - Bantuan berupa Fasilitas Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) yang diinisiasi LMP Laskar Merah Putih dipertanyakan. 

Penyerahan secara simbolik bantuan berupa lampu penerangan jalan umum (PJU) yang akan menyasar 20 desa antara Pemda Majene dengan Penyelenggara Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (PPTSLP), pada 11 November 2020. 

Rencananya, total 200 unit PJU akan menyasar dua kabupaten, masing-masing 100 unit PJU-TS akan ditempatkan di Kabupaten Majene dan 100 unit lainnya di Polewali Mandar. Sayangnya, usai penyerahan simbolik dua tahun silam, hingga kini pemasangan PJU-TS tak kunjung terealisasi. 

Ketua JAPKEPDA Juniardi menyebut sejak diserahkan secara simbolik, fisik bantuan tersebut tidak pernah terlihat di desa yang dijanjikan. Baik itu di Majene maupun Polman. 

"Itu namanya pembohongan publik. Mereka melalukan seremonial penyerahan secara simbolik kepada Plt Bupati Majene M Natsir saat itu, tapi barangnya tak pernah ada," sebut Jun, Jumat (18/2/2022). 

Selain itu, Juniardi juga mempertanyakan bantuan yang diberikan secara simbolik Ketua Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Asri Anas bersama rombongan menyerahkan secara simbolik 1.000 zak semen kepada Pemerintah Kabupaten Majene di Posko Induk Gempa di Rumah Jabatan Bupati Majene pada, Senin 25 Januari 2021. 

Bantuan yang diklaim akan diperuntukkan membantu pembangunan rumah ibadah yang rusak akibat gempa, hingga kini tak pernah diberikan. 

Dokumen penyerahan simbolis bantuan PJU-TS dari Laskar Merah putih ke Pj Bupati Majene M. Natsir [foto: ist/masalembo]


Padahal bantuan tersebut disebut Asri bersumber dari donasi setiap anggota KKMSB, mulai dari pengurus pusat hingga KKMSB Sulteng, Sulsel, Kaltim, Kalsel, Papua, Papua Barat, Yogyakarta dan lainnya. 

Juniardi menyayangkan publikasi berlebihan yang dilakukan organisasi kemasyarakatan terhadap penyerahan bantuan yang belum nyata keberadannya. 

"Kalau mau eksis dan mendapat pujian sebaiknya jangan menonjolkan seremonialnya, langsung saja jalankan program yang dirasakan langsung masyarakat," kesalnya. 

Bantuan fiktif tersebut dinilai mirip kasus sumbangan Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 yang diserahkan oleh almarhum Akidi Tio yang pada akhirnya berujung hoaks (berita bohong) dan prank (lelucon).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene Ilhamsyah mengatakan, pihaknya juga tak mengetahui bantuan itu. Sebab pasca penyerahan secara simbolis hingga kini belum ada informasi penyaluran.

"Setahu kami kalau di BPBD tidak ada itu ya, bantuan itu, karena memamg tidak ada yang datang," ujar Ilhamsyah, Jumat (18/2/2022).

Hingga berita ini tayang, belum mendapat konfirmasi baik dari LMP Laskar Merah Putih maupun KKMSB. Salah satu pengurus KKMSB yang berhasil dihubungi media ini tak mengetahui terkait bantuan 1000 zak zemen itu.

"Saya akan tanyakan dulu ya, saya tanyakan dulu ke pusat," ujar salah satu pengurus yang mengaku saat ini tinggal di Polman. (Hr/Red)



from MASALEMBO https://ift.tt/s2nmB7g
via gqrds

Rabu, 16 Februari 2022

Bersama Bupati Pasangkayu, Kabag Ops Binda Sulbar Pantau Vaksinasi Anak


PASANGKAYU|MASALEMBO.COM|Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Sulawesi Barat (Sulbar) kembali menggelar vaksinasi Covid-19 untuk kelompok anak usia 6-11 tahun.

Kali ini bertempat di Kabupaten Pasangkayu, Kamis 17 February 2022.

Kegiatan vaksinasi dipusatkan di SDN 01 Pasangkayu, kecamatan Pasangkayu.

Mewakii Kabinda Sulbar, M Nur Wahyudin selaku Kabag Ops Binda Sulbar didampingi Bupati Pasangkayu, Yaumil Ambo Djiwa, Wakil Ketua DPRD Pasangkayu, Irfandi Yaumil serta Kepala Dinkes Pasangkayu, Samhari meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi tersebut.

“Vaksinasi untuk anak penting dalam membentuk kekebalan tubuh ditengah pandemi Covid-19. Kami mengajak para orang tua siswa agar mendorong anaknya mengikuti vaksinasi dosis lengkap karena vaksin sudah terbukti aman dan halal,” ujar M Nur Wahyudin membuka kegiatan.

Sementara itu, Bupati Pasangkayu, Yaumil Ambo Djiwa mengapresiasi atas terselenggaranya vaksinasi anak oleh Binda Sulbar. Iapun mengajak seluruh orang tua siswa mendaftarkan anaknya dalam program vaksinasi.

“Program vaksinasi ini memiliki tujuan yang baik, tidak perlu khawatir karena vaksin aman dan halal. Jangan percaya dengan berita hoaks tentang vaksin, Pemerintah tidak mungkin menjerumuskan masyarakatnya sendiri,” ujar orang nomer satu di Pasangkayu tersebut.

Senada dengan Bupati, Kepala Dinkes Pasangkayu, Samhari mendukung penuh pelaksanaan vaksinasi anak yang digelar Binda Sulbar dalam rangka membentuk kekebalan tubuh anak.

“Untuk orang tua siswa agar tidak perlu takut membawa anaknya mengikuti vaksinasi ini demi meningkatkan imunitas tubuh,” ucap Samhari.

Kepala SDN 01 Pasangkayu, Herlina mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Binda Sulbar yang telah memfasilitasi pelaksanan vaksinasi anak tersebut.

“Dari sekitar 741 murid, baru sekitar 87 yang sudah divaksin. Sehingga dengan adanya program vaksinasi ini sangat membantu kami,” ucap Herlina.

Dalam kegiatan tersebut, Binda Sulbar juga membagi-bagikan buku tulis kepada para siswa yang mengikuti vaksinasi.(*)


from MASALEMBO https://ift.tt/E8euvNM
via gqrds

Sabtu, 12 Februari 2022

Rumah Hancur Tak Padamkan Semangat Mahasiswa Palestina Ini Kuliah Kampus Merdeka

Mohammad Zyad Alshurafa [Foto: Sevima/ist]


SURABAYA, MASALEMBO.COM - Perang di Jalur Gaza meninggalkan luka batin tersendiri bagi Mohammad Zyad Alshurafa, mahasiswa asal Palestina yang sedang berkuliah di Universitas Lampung.

Di tengah-tengah studi, rumah Mohammad luluh lantak akibat serangan militer di Jalur Gaza pada Mei 2021 lalu.

Rasa putus asa sempat dialami Mohammad. Ia menawarkan diri kepada keluarganya, untuk tidak melanjutkan studi dan kembali ke Gaza dalam rangka membantu orang tua. Namun Zyad dan Neibal, selaku ayah dan ibu Mohammad, melarangnya.

“Orang tua saya berharap saya bisa memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik di Indonesia. Itulah kenapa saya terus bersemangat untuk belajar Ilmu Komputer, termasuk pada hari ini, merantau ke Surabaya untuk mulai magang di SEVIMA,” ungkap Mohammad dalam bahasa Indonesia yang fasih saat Penyambutan Mahasiswa Magang dari Universitas Lampung, Rabu (09/02) di Gedung SEVIMA Surabaya.

Bermula dari Kesempatan Beasiswa di Universitas Lampung

Wakil Rektor Bidang Kerjasama Universitas Lampung, Prof. Suharso, menyatakan bahwa kehadiran Mohammad di Universitas Lampung bermula dari kerjasama kampus tersebut dengan Palestina.

Universitas Lampung kemudian mendanai lima mahasiswa asal Palestina untuk berkuliah secara gratis di kampus negeri kebanggaan masyarakat Lampung ini.

“Kita carikan dana untuk beasiswa, dan kita dukung Mohammad dan kawan-kawannya dalam berjuang untuk studi. Harapan kami, kedatangan Mohammad bisa mempromosikan persahabatan antar bangsa, sekaligus membantu Palestina yang sedang dalam kesulitan,” ungkap Suharso dalam acara penyambutan tersebut.

Perjuangan untuk menempuh studi telah dimulai Mohammad jauh sebelum datang ke Indonesia. Ia mengetahui kesempatan beasiswa ini dari selebaran yang ditempel di mading kampusnya di Gaza. Dengan pertimbangan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia relatif lebih unggul dibanding di Gaza, dan tersedia beasiswa gratis, Mohammad rela untuk meninggalkan kuliahnya di Gaza yang sudah berjalan dua semester.

Untuk berangkat ke Indonesia, anak ketiga dari sembilan bersaudara ini juga harus dihadapkan dengan masalah keberangkatan.

Permohonan visanya sempat ditolak berkali-kali oleh otoritas Mesir maupun Israel. Alhasil, Mohammad terlambat mengikuti kuliah. Ia tiba di Lampung pada September 2019. Sedangkan kawan-kawannya sudah mulai berkuliah sejak Februari.

Perang Berkecamuk di Jalur Gaza

Perjuangan belum selesai sampai di sana. Di kelas, ia harus beradaptasi dengan cepat karena seluruh pembelajaran dilakukan dengan Bahasa Indonesia. Sedangkan melalui telepon genggamnya, ia memperoleh berita dari media massa seputar perang di Jalur Gaza yang tak berkesudahan.

“Termasuk ketika rumah saya hancur, dan keluarga saya semuanya harus dirawat di Rumah Sakit, itu saya ketahui bukan dari kabar mereka langsung. Tetapi dari media, saya lihat rumah saya hancur dan fotonya ditampilkan di media online. Kondisi itu sempat membuat saya sulit untuk fokus belajar,” lanjut Mohammad.

Siasat Mohammad untuk mengatasi masalah bahasa ada dua: belajar yang tekun di pusat pelatihan, serta menghubungkan kosa kata yang ia temui di kelas dengan Bahasa Arab yang sehari-hari ia gunakan. Terlebih untuk urusan pemrograman dan matematika, yang menjadi mata kuliahnya sehari-hari, banyak kata-kata yang sudah baku secara internasional.

Jika masih mengalami kesulitan dalam belajar, ataupun terbayang-bayang dengan perang yang terus terjadi di kampung halamannya, ia selalu ingat dengan pesan orang tuanya. Bahwa Mohammad diberi tugas untuk mengubah nasib keluarganya dengan menjadi seorang sarjana dan berkarir di tempat yang lebih baik.

“Katakanlah algoritma, matematika, dalam bahasa manapun termasuk Inggris juga disebut demikian. Sifatnya universal. Jadi saya mulai belajar Bahasa Indonesia, hingga akhirnya saya tidak mengalami kendala sama sekali dalam komunikasi dan pelajaran. Alhamdulillah untuk pelajaran eksakta, nilai saya hampir seluruhnya A (sempurna),” ungkap Mohammad yang kini meraih IPK 3,8.

Magang Mengembangkan Sistem Akademik Berbasis Awan (Siakadcloud)

Sejalan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Mohammad yang kini duduk di semester enam, magang Perusahaan Education Technology SEVIMA. Program magang ini akan dinilai setara 20 SKS, dan menantang Mohammad untuk mengerjakan proyek berbasis digital secara langsung.

Salah satu proyek yang sedang dikerjakan Mohammad saat ini, adalah menyediakan fitur tanda tangan elektronik di sistem akademik berbasis awan (Siakadcloud). Proyek ini didasari atas pengalamannya yang kesulitan saat memperoleh izin dari dosen, baik untuk penelitian maupun melakukan aktivitas lainnya.

Alasannya seringkali beragam, entah karena dosen tersebut sedang berada di luar negeri, ataupun justru harus di rumah saja karena kondisi Pandemi COVID-19.

“Dengan fitur yang saya buat selama magang ini nantinya, mahasiswa tidak perlu sulit-sulit lagi cari dosen untuk izin. Dosen juga tidak perlu kesulitan menemui mahasiswa hanya untuk tanda tangan surat. Semua bisa dilakukan secara elektronik dan digital,” ucap Mohammad.

Mohammad berharap kemampuan membuat teknologi digital tersebut akan ia manfaatkan untuk meningkatkan karirnya. Selain itu, ia juga ingin berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di Palestina serta Indonesia. Karena sejalan dengan pesan orang tuanya, Mohammad yakin bahwa pendidikan adalah cara terbaik bagi seseorang untuk merubah nasib.

“Walaupun Palestina sedang dilanda peperangan, saya adalah orang yang percaya bahwa kita tidak boleh tangan di bawah dan bergantung pada bantuan orang lain. Nasib Palestina hanya bisa diubah oleh kita warga Palestina sendiri, dan salah satu caranya adalah menguasai ilmu pengetahuan!,” pungkas Mohammad mantap. (Rls/Red)



from MASALEMBO https://ift.tt/Io5qgrQ
via gqrds

Rabu, 09 Februari 2022

Selain Lakukan Vaksinasi, Binda Sulbar Terus Sosialisasi ke Sekolah-Sekolah



MAMUJU|MASALEMBO.COM|Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Sulawesi Barat (Sulbar) terus menggiatkan program vaksinasi Covid-19 massal untuk anak usia 6-11 tahun. Sejumlah Sekolah Dasar (SD) di enam kabupaten, yakni kabupaten Mamuju, Majene, Polman, Mamasa, Pasangkayu dan Mamuju Tengah menjadi sasaran lokasi vaksinasi Binda Sulbar.

Kabinda Sulbar, Sudadi mengatakan, target vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Sulbar sebanyak 161.468 jiwa. Namun sampai saat ini baru mencapai 14,67% untuk dosis pertama dan 1,56% dosis kedua.

“Vaksinasi anak ini yang perlu kita pacu untuk mendukung penerapan pembelajaran tatap muka (PTM),” ucap Sudadi, Rabu (9/02).

Menurutnya, kendala terbesar yang sering ditemui dalam pelaksanaan vaksinasi anak yakni ketakutan orang tua atau wali murid siswa untuk mengikutsertakan anaknya dalam vaksinasi Covid-19.

“Ini tantangan kami. Selain melakukan vaksinasi kepada anak-anak, kami juga imbangi dengan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk meyakinkan para orang tua siswa, bahwa vaksin ini aman,” lanjutnya.

Iapun mengajak para guru dan orang tua siswa untuk tidak termakan berita hoaks terkait vaksin Covid-19.

Adapun kegiatan vaksinasi anak Binda Sulbar diantaranya berlangsung di kabupaten Mamuju yakni di SD Bone-Bone, kabupaten Polman di SDN 017 Manding, SDN 055 Inpres Passairang, SDN 019 Sila-Sila, SDN 053 Baru, SDN 067 Simbalatu, SDN 005 Polewali, SDN 044 Buttu Lamba, SDN 029 Botto dan SDN 050 Pandewulang.

Kabupaten Mamasa di SDN 008 Balabatu, SDN 001 Ranteliang. Sementara untuk kabupaten Mamuju Tengah di SDN Kecil Bunga Padi, dan SDK Tomemba.


from MASALEMBO https://ift.tt/Ensxeci
via gqrds